Belakang SMA 59
tw// mention of berantem
Mahesa mengeratkan kepalan di tangannya. Pemandangan didepannya kini membuat lelaki berzodiak leo itu merasa marah dan ingin menghajar satu persatu orang yang berhasil menyakiti orang yang ia sayang.
Kini dihadapannya terlihat Ares yang sedang dikeroyok oleh empat orang sekaligus.
Masih dengan empat orang yang sama seperti kejadian sabtu malam kemarin. Kini Ares terlihat tengah dihajar oleh Riel berserta tiga orang temannya.
Padahal sebelumnya Riel berkata ingin menyelesaikan permasalahan ini one by one, tapi karena Riel tumbang ketika dihajar oleh Ares maka Riel bermain curang dengan meminta bantuan teman-temannya untuk ikut menghajar lawan arenanya itu.
Ares yang berusaha melawan mulai kehabisan tenaga. Kini lelaki aries itu mulai kehilangan kesadarannya dan berangsur tumbang dan tergeletak diatas jalanan.
Riel terus melayangkan pukulan ke wajah si maret tanpa ampun. Tenaga Ares mulai melemah, membuat lelaki yang babak belur itu mulai pasrah dengan keadaannya yang sudah kacau berantakan. Ia yakin sekali ia akan berujung bangun saat matahari mulai terbenam dengan kondisi badan yang kesakitan dan luka berwarna biru yang menghiasi wajahnya.
Seperti beberapa kejadian yang berakhir sama seperti saat ini.
Di ambang kesadarannya ia dapat melihat Riel yang terus memukulinya. Wajah lelaki itu memerah, urat-urat dilehernya terlihat menonjol, membuat Riel terlihat seperti orang kesetanan sekarang.
Musuh arena balapnya itu terus menghajarnya tanpa kenal ampun. Terus melayangkan tangannya yang membabi-buta, menghiasi wajah Ares dengan luka biru keunguan serta darah segar.
Ares mulai benar-benar kehilangan kesadarannya.
Namun beberapa detik kemudian, pupil Ares sedikit membesar kala melihat sebuah kepalan tangan yang berhasil mengenai kepala Riel cukup keras.
Pukulan dikepala itu berhasil membuat Riel kesakitan lalu menoleh kebelakang, mencari tau siapa yang dengan berani-beraninya memukul kepalanya.
Pukulan lainnya mulai menyusul, bahkan terlihat pukulan itu mulai mengarah ke arah teman-teman Riel yang membuat keempatnya langsung mengabaikan Ares yang tergeletak di jalanan.
Ares berusaha bangkit ketika Riel dan kawannya tak lagi menghajarnya. Setelah berhasil memosisikan tubuhnya untuk duduk, lelaki Aries itu kemudian dapat melihat dengan jelas kondisi sekitarnya meski agak buram.
Ares melihat kearah Riel dan kawannya yang sepertinya mengerumuni sesuatu. Lelaki kelahiran maret itu berusaha untuk memfokuskan penglihatannya, namun sayang penglihatannya masih sedikit buram karena efek pukulan Riel yang cukup keras tadi.
Ares masih tetap berusaha untuk menajamkan penglihatannya. Hingga pada akhirnya ia dapat melihat siluet bayangan seorang lelaki bertubuh tinggi yang memakai topi sedang menghajar Riel berserta tiga kawannya.
“MUNDUR!” teriak Riel yang kemudian berlari disusul oleh ketiga kawannya. Mereka berlari mengabaikan Ares yang masih terduduk di jalanan dengan luka keunguan serta darah yang menghiasi wajahnya.
Ares hanya bisa menatap kepergian keempat orang itu. Ia sangat berterimakasih kepada orang yang berhasil menghajar para sialan yang berhasil membuat dirinya babak belur.
Ares menoleh perlahan kebelakang. Menoleh ketempat ia melihat siluet bayangan seseorang yang menghajar Riel dan temannya. Namun sayangnya yang ia lihat hanya jalanan kosong dan tidak ada siapapun disana.
Ares berusaha untuk berdiri meski badannya terasa kesakitan. Ares berusaha mengontrol deri napasnya. Ia masih belum bisa berpikir jernih, kepalanya pusing sekarang.
Dan sepertinya sekarang Ares harus menelpon Tara agar lelaki itu mengantarkannya ke rumah sakit.
Ya, meski Ares tahu bahwa resikonya adalah ia mendapatkan omelan panjang dari sahabatnya.
• AESTEREID