Cukup sampai disini
“Kita putus.”
Ucapan tersebut berhasil membuat jantung Tristan mencelos. Rasanya seperti sebuah tombak berhasil menusuk dadanya.
Kekasihnya tidak memutuskan hubungannya kan?
“Aku gak-”
“Ayo kita udahan, aku capek sama hubungan kita.” Dipta, sang kekasih memotong ucapannya. Kekasihnya memang ingin menyudahi hubungan ini.
Tristan berusaha mengatur emosinya yang menggebu. Sedih, kecewa, marah semua melebur menjadi satu.
“Tapi kenapa? Kenapa mau kita udahan?” tanya Tristan sambil berusaha mengatur emosinya. Raut wajahnya yang kacau sangat terlihat jelas. Dipta dapat melihat betapa hancurnya Tristan. Namun ia juga hancur.
“Kamu ga pernah luangin waktu buat aku, kamu kemana aja? Kamu sering hilang ga ada kabar bikin aku merasa seolah-olah ga punya pacar.” Dipta menghela napas, ia sudah lelah bersabar.
Ia berusaha untuk mengerti Tristan tapi mengapa Tristan tidak mengerti dirinya?
Ia juga ingin egois.
“Aku sibuk banget saat itu, kamu tau kan aku lagi siapin acara buat kantor?” ucap Tristan.
Tidak, ia tidak ingin hubungan ini berakhir. Hubungan yang mereka bangun selama lima tahun dengan segala kenangan didalamnya. Ia tidak akan membiarkan hubungan ini hancur.
“Tapi kamu kemana aja? Seenggaknya kabarin aku, kamu bikin aku khawatir.”
Tristan terdiam, pandangannya tertuju pada raut wajah Dipta. Lelaki manis itu tampak kelelahan.
Ia benar-benar menghiraukan kekasihnya. Menyiapkan acara yang akan diadakan kantornya membuat ia lupa bahwa kekasihnya kini telah merasa terabaikan.
“Kita bisa bicarain itu baik-baik.”
“Ada hal lain yang bikin hubungan kita sampai disini, Tristan.”
Tristan mengernyitkan dahinya. Hal lain? Hal apa?
“Apa?”
Dipta menunduk, ia tak berani membalas tatapan Tristan. Lelaki didepannya ini menatap Dipta penuh tanda tanya. “Aku ga bisa bilang itu, tapi aku mau hubungan kita sampai disini.”
Dipta mendongak, menatap Tristan yang kini tampak kacau. Lelaki manis itu berusaha tersenyum meski hatinya juga sama hancurnya.
“Dipta,” ucap Tristan lirih. Pondasinya seakan-akan mulai hancur. Sedikit demi sedikit tembok pertahanannya mulai roboh.
“Maaf,” ujar Dipta sebelum melangkahkan kedua kakinya meninggalkan Tristan sendirian. Ditengah malam yang dihiasi bintang yang bersinar. Yang kini menjadi saksi bisu usainya hubungan mereka.
Semuanya sudah usai.
• AESTEREID