Dia yang ingin mengakhiri sang sore
Raska menghela napas dan menaruh pelan ponsel ke sampingnya. Lelaki manis itu menyandarkan punggungnya ke dinding dan membiarkan tubuhnya duduk dilantai yang dingin.
Raska memejamkan mata lalu menekuk kedua kakinya dan memeluk tubuhnya erat. Sembari memberi usapan pelan, si berzodiak aries itu berusaha menenangkan dirinya dari kejadian mengerikan seminggu yang lalu.
Ia tidak berani keluar rumah semenjak kejadian itu bahkan sampai memilih untuk mengerjakan tugas kantor dirumahnya selama seminggu ini.
Peristiwa penuh darah itu berhasil membuat si manis yang galak menjadi ketakutan. Bahkan pria itu tidak bisa tidur nyenyak selama lima hari pasca peristiwa yang merenggut nyawa seseorang.
Raska menarik napas dalam dan mengehembuskannya perlahan. Pria itu bangkit berdiri perlahan dan berjalan kearah kamar mandi.
Ia tidak boleh terus-terus seperti ini. Ia tidak boleh menjadi penakut, ia harus mengubah pola hidupnya. Ia tidak boleh seperti ini terus, ini membuat semua temannya khawatir. Karena
Raska yang tidak keluar selama seminggu membuat teman-temannya mengkhawatirkan keberadaannya. Bahkan sampai dua sahabatnya, Yarga dan Harvian menawarkan untuk menginap dirumahnya atau memberikan makanan tapi Raska menolaknya.
Pria kelahiran maret itu menyenderkan keningnya didinding. Tubuhnya ia biarkan basah karena dingin air dari pancuran. Setelah mengurusi urusannya dikamar mandi. Raska keluar dan bersiap-siap untuk pergi ke supermarket.
Makanan dan keperluan hidupnya sudah hampir habis, ia bisa mati jika tidak membeli barang-barang untuk menunjang hidupnya. Mau tidak mau ia harus berjalan pergi menuju supermarket terdekat.
Raska buru-buru mengambil kunci, ponsel dan dompetnya. Matanya tak sengaja melihat gunting yang berada di atas mejanya. Raska berpikir sejenak.
Apa aku harus membawa itu? batin Raska. Pria itu kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak, ia tidak akan membawa itu. Orang akan ketakutan melihatnya membawa benda tajam seperti itu.
Raska kemudian beranjak pergi dengan cepat meninggalkan rumahnya yang sudah aman terkunci.
Raska berjalan agak cepat menuju supermarket. Hari sudah gelap dan ia tidak mau pulang saat larut karena itu akan terus mengingatkannya akan peristiwa kemarin.
Ngomong-ngomong Raska hidup sendiri di kota ini, ia anak tunggal dan kedua orang tuanya sudah tiada karena peristiwa kecelakaan maut yang merenggut nyawa keduanya.
Saat itu Raska masih berumur sembilan belas tahun dan ia sudah harus berkerja untuk memenuhi semua kebutuhannya, ia tidak bisa terus mengandalkan uang tabungan milik orang tuanya, lambat laun uang tabungan itu akan habis dan dia akan mati muda karena tidak bisa membeli kebutuhannya.
Beruntung tuhan memberikannya teman-teman yang baik sehingga ia bisa cepat bangkit saat masa menyulitkan itu.
Raska terus mempercepat langkah kakinya. Sampai pada akhirnya ia sampai ke tempat yang ia tuju. Lelaki itu membeli barang sesuai kebutuhannya sembari mengecek apakah ada potongan harga untuk barang itu.
Setelah membayar barang yang ia perlukan di kasir. Si manis berjalan menuju rumahnya sambil menenteng dua kantung platik yang cukup berat berisi barang-barang keperluan hidup.
Sekarang jam sembilan malam dan malam semakin larut. Jalanan sudah agak sepi menyisakan keheningan dan suara derap kaki dari si aries yang kini berjalan cepat.
Kakinya terhenti ketika melihat sesuatu yang janggal menurutnya. Lelaki itu tiba-tiba melihat kearah gang sepi yang berada diujung jalan. Kakinya mendadak bergerak menuju arah gang itu, entah mengapa instingnya mengatakan bahwa ia harus melihat situasi di gang sepi nan gelap itu.
Matanya mengintip dibalik tembok berbatu bata. Ia mencengkram erat tas plastik yang ia bawa. Ia melihat pria yang ia kenal bernama Marvin sedang mengobrol dengan seseorang. Entahlah ia tidak tau siapa orang itu, yang pasti pembicaraan keduanya tampak serius.
Matanya menatap tajam kearah Marvin. Entah mengapa rasa takutnya musnah dan tergantikan dengan rasa emosi yang aneh. Raska berbalik dan cepat-cepat menuju rumahnya. Pria manis itu membuka pintu rumah dengan tidak santai, menaruh kantung belanjaannya disisi pintu dan cepat-cepat pergi menuju arah dapur.
Lelaki kelahiran maret itu mengambil pisau dari dapur dan bergerak menuju gang tadi.
Entah apa yang ada dipikiran gilanya tapi pria itu tetap bernekat untuk melakukan ini.
ia harus membunuh pria itu.
• AESTEREID