gimme gimme hug!

Seorang lelaki berperawakan tinggi membuka pintu rumah dengan lemas. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari dan dia baru menginjakan kaki dirumah sekarang.

Mark berjalan kearah ruang tengah sembari sedikit menguap. Mengurusi perusahaan membuatnya pusing tujuh keliling hingga pada akhirnya ia terpaksa lembur tiga hari untuk segera menyelesaikan semua pekerjaannya.

Dalam keadaan ruangan yang remamg, Mark mengerutkan dahinya ketika melihat gundukan selimut yang kini terlihat bergerak naik turun secara teratur diatas sofa.

Mark tersenyum dan langsung berjalan menghampiri gundukan tersebut ketika menyadari sesosok dibalik selimut yang kini tengah tertidur pulas.

Ah, ternyata sang suami menunggunya semalaman.

Setelah mendekat, lelaki tinggi itu langsung naik keatas sofa dengan pelan agar tidak mengganggu kesayangannya yang tengah terlelap.

Tangannya ia lingkarkan ke badan sang suami untuk memeluknya menuju dekapan.

Usapan kecil di punggungnya membuat Renjun sedikit menggeliat. Merasa badannya dihimpit sesuatu membuat lelaki aries itu mulai membuka kedua matanya.

“Udah pulang, sayang?” ucap Renjun sambil mengerjap matanya seperti orang yang baru bangun tidur.

Melihat tingkah Renjun membuat Mark tersenyum dan lantas mengeratkan pelukannya. Kecupan kupu kupu ia daratkan ke dahi suaminya membuat Renjun tersenyum dan menikmati kecupan yang diberikan.

Beban dibahunya serasa menghilang. Rasa lelah yang awalnya menyergap lantas menguap ketika sedang bersama Renjun miliknya.

Bersama Renjun membuat Mark melupakan dunia yang melelahkan. Seluruh atensinya hanya tertuju kepada Renjun ketika bersamanya. Fokusnya hanya kepada Renjun, suaminya.

“Sayanggg,” ucap Mark manja sambil menyandarkan kepalanya didada si maret.

Ah sepertinya mode bayi singanya mulai menyala

“Kenapa sayangkuuu?” ucap Renjun sambil mengusap rambut Mark dengan lembut.

“Mau pelukkk.” Mark mendusalkan wajahnya di dada si aries. Pelukan terus ia eratkan seolah tidak ingin kehilangan belahan jiwanya.

Mark terus mendusal seperti anak anjing membuat Renjun terkekeh kecil. Tingkah gemas suaminya membuat kupu-kupu yang berada diperutnya berterbangan kesana kemari. Suaminya sangat tahu apa saja yang membuatnya merasa berdebar-debar.

“Kan ini udah peluk sayanggg,” ucap Renjun membuat Mark menatap kearahnya dan mengerucutkan bibirnya lucu.

“Mau pelukkk, mau ciumm, mau puk-puk yang banyakkkkk!” Renjun terkekeh mendengar penuturan manja suaminya. Renjun mengerti bahwa Mark sangat lelah karena sudah terhitung sekitar 3 hari lelaki itu terus berkutat dengan laptop dan dokumennya.

Mark juga jarang sekali memakan bekal yang ia buatkan membuat Renjun khawatir akan kondisi lelaki berzodiak leo itu. Namun ketika melihat Mark yang manja seperti ini membuat hatinya menghangat, ia merasa aman tak khawatir meski kadang jantungnya berdetak seperti menaiki roller coaster melihat perilaku manis dari sang suami untuknya.

Renjun tidak bisa menyembunyikan senyum manisnya. Ia lantas menangkup pipi Mark membuat mereka saling bertatapan, kemudian kecupan-kecupan ringan ia daratkan membuat Mark tersenyum sembari menikmati ciuman yang di sekujur wajahnya.

Kecupan itu berakhir di ujung hidung si leo. “Udah sayangg,” ucap Renjun setelah menjauhkan wajahnya.

“Ada yang belum tauu.” Ucapan Mark membuat Renjun bingung. “Apa?”

“Iniii!” Mark menunjuk bibirnya membuat Renjun terkekeh. Renjun lantas kembali menangkup pipi Mark, ancang-ancang untuk kembali mengecup suaminya yang manja.

“Gemes banget suaminya injunnn,” kata Renjun sambil sedikit menguyal pipi Mark.

Renjun mendekatkan wajahnya dan mendaratkan ranum merahnya diatas bibir milik si leo. Namun saat ingin menjauhkan wajahnya, kepalanya ditahan oleh Mark membuat bibir Renjun terus menempel dibibir sang leo yang kini mulai bergerak melumat.

Renjun memejamkan mata, ia mulai mengikuti arah ciuman sang dominan. Bibir mereka terus saling bergerak dan melumat. Tidak ada nafsu sama sekali yang terselubung diantaranya.

Mereka saling menyalurkan rasa hangat dan rindu yang terpendam. Membiarkan keduanya larut dalam suasana yang hangat ditengah pagi yang dingin ini.

Ciuman itu akhirnya terlepas, mereka saling mengambil napas. Wajah mereka sedikit memerah namun setelah itu senyuman mengembang di keduanya.

Mark menyandarkan kepalanya didada sang suami lalu sedikit mendusal. Ia mengeratkan pelukannya dan lantas memejamkan mata.

“Mark mau boboo,” ucap Mark sambil menyamankan posisi kepalanya didada si aries.

Renjun tersenyum dan kembali mengusap surai hitam suaminya. “Tidur sayang. Have a nice dream, love,” ucap Renjun yang kemudian mengecup kepala Mark dan ikut bersama masuk kedalam alam bawah sadar.


“Mark! Lepasin!” Renjun terus menerus berusaha melepaskan diri dari rangkulan Mark yang terus mendekap dirinya.

Sekarang sudah jam tujuh pagi dan Renjun berniat untuk menyiapkan sarapan.

“No! Gak mauu, maunya dipeluk terus.” Mark mengerucutkan bibirnya sambil menenggelamkan kepalanya didada Renjun.

Padahal Mark sudah rela bergadang demi menuntaskan pekerjaannya agar bisa memeluk Renjun seharian. Dan Renjun memintanya untuk melepaskan pelukannya? TIDAK IA TIDAK MAU!

“Mark aku harus menyiapkan sarapan,” ucap Renjun sambil terus mendorong tubuh Mark.

“Kita bisa pesan lewat online,” melas Mark agar Renjun tetap diam dipelukannya.

“Mark lepaskan!”

“GAMAU POKOKNYA GAK MAU!”

“Oh astaga,” ucap Renjun yang pasrah tubuhnya kecilnya terus diglayuti oleh singa yang kini sedang dalam mode bayi.

Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang, Renjun

• AESTEREID