“Kak, maaf ya gue telat.” Mikael menoleh ketika melihat Angga berdiri dibelakang sambil tersenyum menghadapnya.
Senyum merekah di wajah rupawannya, lantas yang lebih tua memeluk tubuh si mantan adik kelas sambil menepuk-nepuk pelan punggungnya.
“Yo bro! Gapapa. Lo udah makan belum? Makanannya udah disiapin, kalau laper ambil aja ya,” ucap Mikael yang melepas pelukan.
“Kenalin, dekel gue pas SMA nih. Namanya Angga. Adek gue ini bro!” Mikael memeluk bahu si Leo dihadapan teman-temannya. Pria itu tampak mengenalkan adik kelasnya kepada para sahabatnya.
Angga tak bisa tidak melunturkan senyumnya malam ini. Mikael sangat baik dan ramah kepadanya. Keluarganya pun juga sangat baik, bunda dan mama Mikael juga dekat jadi mereka tak canggung satu sama lain.
“Oh ya kak, ini ada kue dari bunda. Katanya ucapan terimakasih soalnya udah pesen banyak di tokonya bunda.” Angga menyodorkan bingkisan berisi kue berwarna putih kepada yang lebih tua.
Mikael menerima kue itu, sambil menatap si Agustus ia berkata, “Makasih ya, oh ya lo pasti laper karena kesini 'kan? Makan-makan dulu, banyak pilihan disini. Ambil sepuas lo, yang banyak juga boleh.”
Angga sedikit terkekeh lalu menganggukkan kepalanya, kalau boleh jujur ia kelaparan karena menggoes sepedanya dari toko menuju kesini.
“Iya kak, makasih ya. Gue pergi dulu,” ucapnya yang dijawab oleh anggukan Mikael yang membuat Angga melangkahkan kakinya untuk menjelajah ruang gedung yang luas ini.