lapangan futsal

Di tempat orang-orang biasa berlatih futsal, Ares kini nampak menghela napasnya kasar.

Sekarang ia berada di lapangan futsal dekat sekolah yang menjadi tempat biasa Mahesa melatih skill menendangnya.

Wajah Ares terlihat masam. Lelaki itu berwajah sedikit menyeramkan sekarang. Penampilannya tampak dingin dan jutek membuat orang yang berada disekitarnya merasa seperti ada hawa yang tidak menyenangkan disekitar lelaki aries itu.

Mahesa yang berlatih sesekali melirik Ares yang tengah duduk ditempat yang disediakan. Pria itu jelas tau bahwa sekarang suasana hati Ares sedang tidak baik.

Saat bunyi peluit tanda istirahat akhirnya berbunyi, Mahesa lantas langsung berjalan menuju Ares yang duduk diujung. Tidak memedulikan beberapa temannya yang memanggilnya.

Ares merasa bahwa ada seseorang yang berdiri didepannya namun lelaki itu memilih tidak menoleh. Toh ia juga tau siapa yang kini berdiri dihadapannya.

“Kenapa?” tanya Mahesa yang tidak disahuti.

Mahesa menghela napas pelan, ia mengambil air mineral yang berada disamping Ares lalu meminumnya. Mahesa berpikir sepertinya Ares masih kesal karena kejadian kemarin.

Setelah meminum air mineralnya, tangan Mahesa mendadak terulur yang membuat Ares merasa bahwa rambutnya kini tengah diusap lembut.

Ia kemudian menoleh sedikit kearah Mahesa yang kini terlihat menarik sebuah senyum diwajahnya.

“Jangan marah gitu dong, mukanya jadi tambah jelek.” Ucapan pria itu membuat Ares kesal dan meninju paha Mahesa dengan cukup kencang.

Anehnya lelaki berzodiak leo itu malah terkekeh pelan.

“Makanya senyum, biar tambah cakep,” ucap Mahesa yang masih mengusap rambut berwarna hitam legam itu.

Jujur saja. Tidak dapat dipungkiri bahwa usapan lembut yang Mahesa berikan membuat Ares merasa lebih tenang. Bahkan lelaki yang satu tahun lebih muda itu sudah terlihat anteng dan lebih rileks saat Mahesa mengusap kepalanya.

“Nah gitu, jangan cemberut terus. Kan adem diliatnya.”

Ares akhirnya sedikit menengadahkan kepalanya keatas.

Mahesa kini menggerakkan tangannya untuk menyisir pelan rambut Ares kebelakang. Yang membuat Ares dapat melihat dengan jelas penampilan si leo sekarang.

Penampilan Mahesa saat ini sangat mempesona. Wajahnya yang tampan rupawan, rambutnya yang sedikit acak, badannya yang berkeringat, serta tubuh yang terlihat bugar serta atletis menambah nilai plus ketampanan lelaki itu.

Tangan Mahesa kemudian bergerak untuk menepuk-nepuk pelan kepala Ares. Tepukan itu sangat menenangkan dan membuat Ares memejamkan matanya sebentar, menikmati setiap sentuhan yang Mahesa berikan padanya.

“Laper? Ditahan dulu ya. Sebentar lagi selesai kok, kalau udah selesai nanti gue beliin makan,” ucap Mahesa yang setelah itu terdengar aba-aba untuk kembali latihan.

Mahesa lantas menaruh kembali botol air mineralnya disamping Ares.

Sebelum benar-benar pergi. Lelaki agustus itu menyempatkan diri untuk mengusap rambut Ares sebentar.

“Tunggu gue ya cil,” ucap Mahesa sebelum berlari menuju lapangan yang disaksikan oleh Ares dari tempat duduknya.

• AESTEREID