milikku selamanya
tw // mention of obsessed , stalking , pancik attack , and knife
Kau tidak tau seberapa lemasnya tubuh seorang Renjun Aksara sekarang.
Jantungnya terasa seperti ditusuk oleh tombak. Kepalanya pusing, badannya lemas tak bisa bergerak.
itu bukan Jeno, Ren. Itu bukan Jeno. ITU BUKAN JENO ANJENG
“BANGSATTT.” Renjun mencengkram erat rambutnya. Ia berteriak keras. Dirinya sangat frustasi karena semua yang ia alami sekarang membuatnya gila.
Renjun menarik napasnya dalam, lalu menghembuskannya. Ia berusaha menenangkan dirinya yang panik terguncang.
Berita kecelakaan di televisi sangat membuatnya shock dan kaget.
Renjun memutuskan untuk mematikan tv itu. Ia tidak ingin mendengar sang reporter menjelaskan bahwa pengemudi atau penumpang kendaraan berwarna hitam itu hilang entah kemana.
Renjun memejamkan matanya. Ia berusaha berpikir positif, berpikir kalau kecelakaan yang tadi diberitakan bukan Jeno.
Itu bukan Jeno, Ren. Itu bukan Jeno.
Renjun mengambil napas panjang lalu menghembuskannya. Ia akhirnya membuka matanya saat dirinya sudah agak tenang.
Namun bukannya semakin merasa tenang, Renjun justru terkejut bukan main ketika melihat bayangan seseorang didepan jendela rumahnya terpantul dilayar televisi yang hitam karena dimatikan.
tok tok tok
Ketukan di jendela itu membuat tubuh Renjun membeku. Otaknya mendadak berkinerja lamban yang membuat dirinya tidak bisa mencerna keadaan yang saat ini terjadi.
Renjun menolehkan kepalanya kearah belakang perlahan. Dirinya benar-benar terdiam ketika melihat seseorang dengan jaket hoodie hitam berdiri tepat didepan rumahnya.
Setengah wajah dari pria itu terlihat dan menampilkan senyum yang membuat Renjun merinding ketakutan.
Renjun lantas berlari ketika orang itu berusaha membuka pintu rumahnya yang terkunci.
Renjun segera berlari menuju arah tangga. Ia berpikir dirinya akan aman karena pintu serta jendela rumah sudah terkunci erat.
Namun entah bagaimana bisa, Lelaki itu ternyata memiliki sebuah kunci yang mampu membuka pintu tersebut dengan gamblang. Orang itu pun masuk dan mengunci kembali rumah Renjun, membuat Renjun terkunci dalam.
Orang berjaket hitam itu lantas berlari berlari kearahnya dengan sangat cepat. Langkahnya yang panjang membuat orang itu dengan mudahnya dapat menangkap Renjun yang ingin berlari kearah kamar.
Ia menarik Renjun dengan cukup keras yang membuat si aries terjatuh lalu menyeretnya kebawah.
Kaki Renjun terasa perih dan memar karena terus bergesekan dengan tangga yang lumayan tajam.
Saat sudah mencapai lantai dasar, tubuh Renjun dihempaskan begitu saja, membuat kepala lelaki itu terbentur lantai cukup keras dan membuat Renjun sedikit merasa pusing.
“Tolong jangan!” ucap Renjun memundurkan tubuhnya ketika sesosok berhoodie hitam itu mendekat kearahnya.
“AKU AKAN MEMBERIKAN APAPUN TAPI TOLONG JANGAN BUNUH AKU!” Renjun berteriak histeris, ia sangat ketakutan sekarang. Apalagi orang itu terlihat sangat menyeramkan dimatanya.
Apa ia akan dibunuh?
Apa ia akan mati?
Tuhan tolong. Ia masih ingin hidup sekarang.
“Kamu takut?” ucap orang itu yang membuat Renjun terkejut.
Ia mengenali suara itu. Ia benar-benar mengenali suara itu.
“Kenapa kamu takut dengan seseorang yang sangat kamu cintai, Renjun?”
Tudung hoodie itu akhirnya dibuka. Memperlihatkan wajah rupawan yang membuat Renjun terbelalak dan terkejut bukan main.
Kejutan apalagi ini ya tuhan?
“M-mark?” ucap Renjun yang tak percaya.
Idolanya, panutannya, orang yang terus ia puja bahkan sampai ia rela mengikutinya kemana-mana.
Adalah dalang dari ini semua.
“Kenapa? Kamu terkejut?” ucap Mark ketika melihat Renjun gemetar ketakutan saat melihatnya.
“Kamu, kamu yang lakuin ini?” tanya Renjun terbata-bata.
Jantung si maret berdegup kencang, keringat mulai bercucuran. Kepalanya terasa sakit karena terbentur lantai dan mencerna hal-hal gila yang ia alami sekarang.
“Oh, kamu baru sadar ya?” Mark mulai terkekeh. “Kamu suka enggak sama hadiah aku? Aku bikinnya perjuangan banget loh. Aku hampir ketahuan satpam demi bikin hadiah buat kamu,” ucap Mark.
“Aku bahkan rela loh tangan aku luka buat hiasin kadonya. Gimana? Kamu suka enggak sama hiasannya?”
gila, pria itu sudah gila.
“DASAR GILA!” teriak Renjun keras yang membuat Mark yang awalnya terlihat antusias berubah menjadi datar. “LO GILA! GAK WARAS!”
Renjun terus menerus berteriak, ia tidak peduli kenyataan bahwa seseorang didepannya ini adalah sesosok yang sangat ia kagumi.
Ia cintai.
Ia kasihi.
Renjun melakukan apa saja demi dekat dengan sang idola. Ia berebut dan membayar tiket konser yang bernilai jutaan. Membeli semua album bahkan brand yang dikeluarkan. Rela bergadang dan hampir ketahuan demi mengikuti sang idola kemana-mana.
Ia rela menghabiskan uang dan tenaganya demi sesosok yang ia gila-gilai.
Dan nyatanya sang idola sama gila dengannya.
“Kamu gak berkaca, Renjun?” ucap Mark datar yang membuat Renjun diam.
“Kamu gak sadar, kalau orang-orang seperti kamu yang buat aku seperti ini?” Ucapan Mark membuat Renjun mulai berpikir.
“Mengikuti kami, memfoto kami diam-diam, menggangu privasi kami. Kamu pikir kami enggak dibuat gila karena digituin?” Mark menatap Renjun dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
“Kamu tahu? Aku udah muak dengan orang-orang seperti kalian! Kalian membuat kami ketakutan, membuat kami merasa terpojokkan, membuat kami tertekan karena perbuatan kalian. KALIAN SEMUA SIALAN!”
Mark berteriak kencang. Wajah rupawan itu terlihat memerah, urat-urat dilehernya mulai menonjol apalagi saat ingatan-ingatan mengenai perbuatan orang-orang seperti Renjun muncul di kepalanya membuat Mark semakin murka.
Orang-orang gila, orang-orang tidak waras, orang-orang yang selalu ingin ia singkirkan.
Pria itu menarik napas dan memejamkan mata. Ia berusaha menenangkan dirinya yang kini mulai meledak-ledak.
Melihat teman serta rekan sesama artisnya mengalami kejadian yang sama membuat amarahnya tiba-tiba melonjak naik.
Para fans yang melebihi batas kenormalan membuat mereka merasa tertekan, hampir merasa gila.
Dan bagi Mark, sepertinya ia sudah cukup untuk menahan semua kesabarannya.
“Dan akhirnya aku mulai berpikir,” ucap Mark yang kemudian membuka matanya. Lelaki itu menolehkan kepalanya dan menatap Renjun dengan intens yang membuat lelaki maret itu ketakutan.
“Kenapa aku tidak melawan saja?”
Mark kemudian tersenyum lebar ketika mengingat awal mula ia mulai “memberontak”.
Ia sedikit demi sedikit memberi pelajaran terhadap orang-orang yang selalu mengganggu privasinya.
Pertama-tama Ia akan mencari tahu diantara penggemarnya, siapa yang dengan berani mengusik dan menggangu kehidupannya.
Ia kemudian akan mengikuti orang itu kemana saja dan memfotonya secara diam-diam seperti apa yang orang itu lakukan kepadanya.
Kemudian Mark akan mencari segala informasi mengenai orang itu dan memberinya teror hingga membuat orang itu trauma dan berujung menyingkirkannya.
Mark merasa sangat senang ketika dendamnya terbalaskan. Orang yang tidak tahu aturan harus segera ia singkirkan. Membuat Mark satu-persatu menyingkirkan siapapun yang berani mengganggu dirinya dan kesayangannya.
“Kamu tahu? Seru banget liat mereka rasian apa yang aku rasa selama ini. Aku membuat para stalker ku merasa selalu dilihati, merasa tidak nyaman, dan merasa diikuti kemana-mana. Mereka semua harus tahu perasaan orang yang mereka perlakukan seperti itu,” ucap Mark yang membuat Renjun merasa tertusuk.
Sialan, ia termasuk orang-orang yang Mark maksud.
Melihat wajah Renjun yang seolah tahu peristiwa apa yang selanjutnya terjadi membuat Mark tersenyum.
“Jujur saja, awalnya aku juga mau menyingkirkan kamu. Tapi entah kenapa, kamu menarik di mataku, Renjun,” ucap Mark sembari mendekat kearah si aries.
“Semakin aku mencari tahu tentangmu, aku semakin merasa tertarik padamu. Kamu buat aku tidak bisa jauh darimu, Renjun. Aku merasa selalu ingin dekat denganmu, membuatku selalu ingin mengikutimu kemana-mana.”
Renjun meneguk ludahnya kasar. Dirinya memang ingin dicintai oleh idolanya, bahkan sangat ingin Mark mengetahui keberadaan dirinya.
Tapi setelah melihat sisi gelap Mark membuat Renjun menarik semua perkataannya mengenai lelaki berzodiak leo itu.
Orang dihadapannya ini tidak waras. Namun sayangnya Renjun tidak ingin berkaca.
“Untuk pertama kalinya aku merasa seperti ini. Untuk pertama kalinya aku merasa jatuh kepada mangsaku sendiri, Renjun.”
Renjun bersumpah jika hal yang baru saja ia dengar adalah hal paling mengerikan yang terjadi didalam hidupnya. Rasanya Renjun ingin berlari kencang untuk kabur dan keluar dari rumah. Namun kakinya yang sialnya memar dan sedikit pincang membuatnya kesulitan untuk bergerak.
Mark mulai mendekatkan tubuhnya kearah Renjun yang membuat lelaki aries itu terus memundurkan tubuhnya. Hingga akhirnya ia tidak bisa lari lagi karena punggungnya menyentuh tembok yang membuat Renjun terpojokkan sekarang.
Hembusan napas mulai terasa. Kini wajah sesosok yang ia idolakan tepat berada didepannya. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti yang membuat Renjun gugup sekaligus panik.
“Kamu menarik, kamu istimewa, kamu membuatku gila, Renjun,” ucap Mark pelan sambil mengusap pipi Renjun yang berisi.
“Kamu milikku, mulai dari sekarang.”
Dan sebuah pukulan keras berhasil mengenai kepala Renjun yang membuatnya berangsur kehilangan kesadarannya.
Matanya berangsur memberat apalagi saat sebuah pisau tertancap sempurna di pahanya yang membuat Renjun merasa kakinya perih dan mengeluarkan darah.
Kepalanya pusing, matanya buram. Hingga pada akhirnya yang bisa ia lihat hanya kegelapan total.
• AESTEREID