Narasi

don't worry, there's no sex scene or sadism. Just fluff scene.

Renjun membuka kunci pintu apartemennya. Sambil memapah Mark dibahunya, Renjun berjalan kearah ranjang dan membaringkan Mark yang sudah terkapar karena terlalu banyak minum minuman beralkohol.

Pria tinggi itu terus-terusan berceloteh tidak jelas. Celotehnya tidak berhenti semenjak dari club maupun sampai apartemen Renjun.

Semua kata ia keluarkan seolah-olah tengah berbicara dengan seseorang bahkan tak jarang pria itu tertawa sendiri karena perkataannya.

“Eum, Renjuniee.” Renjun yang tengah menyalakan AC menoleh. Ia melihat kekasihnya meringkuk dan bergerak tidak jelas diatas kasur.

“Renjun, Renjunie!” Mark terus memanggil namanya hingga akhirnya Renjun sang pemilik nama berjalan menghampirinya.

“Kenapa?” tanyanya sambil melihat Mark yang memeluk kedua kakinya.

“Hug! I wanna hug!” Renjun menaikan satu alisnya. Lelaki manis itu melipat kedua tangannya seolah enggan memeluk kekasih yang terus-menerus menginginkan pelukannya.

No, lion,” ujar Renjun menolak permintaan Mark.

Why? I just want a hug.”

Renjun menghela napas dan menatap Mark yang masih meringkuk di kasurnya.

“Kau sudah menjadi anak nakal, lion. Aku tidak akan memelukmu,” ucap Renjun yang membuat Mark menatap kearahnya.

Wajah lelaki itu sedikit memerah karena alkohol. Matanya terlihat sayu. Mark terasa lemas dan mengantuk. Ia ingin tidur tapi sambil memeluk kekasihnya.

But i'm being a good boy today,” ucap Mark sambil mengerucutkan bibirnya lucu. “Hug me, please.”

Anak baik mana yang berbohong dan pergi ke club, huh?” ujar Renjun yang masih enggan memeluk Mark.

“Aku tidak mabuk!”

Mark berusaha bangkit dan berjalan kearah Renjun. Seolah membuktikan bahwa ia sedang tidak mabuk didepan kekasihnya.

Namun baru bangkit saja tubuh Mark sudah ambruk karena kepalanya terasa sakit dan pusing. Kakinya juga tidak bisa diajak kerja sama karena terasa lemas.

Give me hug,” ucapnya lirih sambil terus meringkuk.

Renjun menghela napas. Lelaki itu akhirnya melangkahkan kakinya dan berjalan kearah ranjangnya tempat Mark sedang meringkuk. Renjun mengambil kaki Mark merentangkan kedua kaki pria itu.

Ia kemudian berbaring disamping lelaki kelahiran agustus dan menaruh kepalanya didadanya.

Are you drunk?” tanya Renjun kepada Mark yang jelas-jelas tengah mabuk.

No! I'm not drunk!” ucap Mark dengan wajah yang masih memerah. Lelaki itu masih menyangkal bahwa ia mabuk karena tadi minum-minum.

Saat merasa bahwa kepalanya bersandar didada Renjun. Pria itu langsung mendusal didada kekasihnya untuk mencari kehangatan. Tangannya ia ulurkan menuju punggung Renjun kemudian memeluknya.

Renjun terkekeh. Lelaki itu mengecup hidung kekasihnya dan mengusap kepalanya.

No, you're drunk,” ucap Renjun.

Keheningan mendera sesaat. Mereka berdua terlarut dalam hangatnya pelukan yang mereka ciptakan di malam dingin hari ini.

Renjun terus mengusap lembut rambut hitam Mark sementara Mark terus mendusalkan pipinya didada sang kekasih.

“Jangan marah,” ucap Mark tiba-tiba yang membuat Renjun menatap kearahnya.

“Aku tidak marah,” ucap Renjun.

Mark membuka kedua matanya lalu melihat kearah Renjun yang kini menatapnya. Mark terlihat sangat manis sekarang. Matanya terlihat sedikit sayu, wajahnya memerah lucu karena alkohol dan pipinya yang terlihat gemas karena bersandar didada Renjun.

Kalau begini Renjun tidak jadi memberikan 'hukuman' pada kekasihnya karena telah berbuat nakal.

Sekarang ini ingin sekali Renjun melahap Mark. Pria itu membuat kupu-kupu diperutnya berterbangan. Benar-benar menggemaskan.

“Jangan marah padaku. Aku janji tidak akan menjadi anak nakal lagi,” ucap Mark sambil menatap dalam Renjun, kekasihnya.

“Aku tidak marah, lil lion.” Renjun mencubit pelan hidung Mark dan kembali mengusap rambut lelaki itu.

“Jangan hukum aku. Maaf, aku berjanji tidak akan berbuat nakal lagi,” ucap Mark yang masih berusaha meminta maaf.

Kepalanya sudah tidak terlalu terasa pusing. Membuatnya mengingat Renjun yang mungkin bisa saja menghukumnya karena telah berbohong dan masuk ke club tanpa izin.

Renjun menatap kearah Mark dan mengecup keningnya lama. Renjun dan Mark sama-sama menutup kedua mata. Kecupan itu seolah menyalurkan kehangatan dari dalam diri masing-masing yang menciptakan suasana nyaman dan hangat yang akan membuat siapa saja akan merasa ingin berlama-lama berada diposisi seperti itu.

Kecupan itu akhirnya terlepas. Renjun kembali menyandarkan kepala Mark didadanya dan mengusapnya pelan.

“Aku tidak marah sayang. Tidurlah, sudah larut malam.” Mark menatap kearah Renjun dan tersenyum. Kepalanya kemudian ia dekatkan dan mengecup pipi kekasihnya.

I love you, Renjun,” ucapnya sebelum menutup mata dan pergi ke alam mimpi.

I love you too, lil lion.” Renjun tersenyum sebelum akhirnya menutup mata dan menyusul Mark ke alam mimpi.

• AESTEREID