narasi
Kepalanya terasa berputar-putar, penglihatannya mulai memburam. Lelaki kelahiran agustus yang terbaring di aspal itu dapat melihat dalam ambang kesadarannya ketiga laki-laki yang mengelilinginya kini tengah tertawa dan menjarah dompetnya.
Uangnya untuk bertahan hidup kini habis diambil menyisakan kartu-kartu identitas berserta dompet berwarna coklat yang kini sudah kosong melompong.
“Pecundang!” ucap Matt sambil melempar dompet itu tepat ke wajah Agam yang kini penuh dengan luka lebam keunguan.
Oh, hidup yang malang. Apakah tidak ada karma bagi mereka yang menindas manusia tak berdaya seperti Agam sekarang?