Narasi

“Dunia ini kejam, Mark. Ayo kita ke bulan,” ucap Jeno sambil memeluk pria yang berada didalam rengkuhannya. Memeluknya dengan erat seolah takut lelaki itu akan pergi meninggalkannya. Pergi jauh dan tak akan kembali.

Bibir Mark merekah. Sebuah senyuman manis terukir diwajahnya. Ia membalas pelukan sang sahabat dengan tak kalah erat.

Ditemani dengan suara gemuruh ombak ditengah malam yang dihiasi oleh bintang, dua anak itu saling menguatkan.

Mark mengeratkan pelukannya. Kepalanya ia sandarkan pada bahu lebar Jeno. Lelaki kelahiran agustus itu menghela napas. Kemudian sedikit mendusal dibahu lebar Jeno.

Jeno tersenyum melihat kelakukan Mark. Tangannya kemudian ia arahkan menuju kepala Mark dan mengusapnya pelan. Memberikan sedikit kehangatan yang ia salurkan agar orang yang ia cintai ini merasa lebih baik.

Hari yang sudah gelap tidak membuat pantai yang mereka pijaki berkurang indahnya. Gemuruh ombak yang bergulung dan sepoian angin yang lumayan kencang menciptakan suasana indah yang mampu memanjakan mata dan telinga.

“Kayak gini sebentar ya?” ucap Mark sambil mengeratkan lagi pelukannya. Ia sudah merasa nyaman dengan posisinya sekarang. Ia berharap sangat berharap mereka seperti ini sedikit lebih lama.

Tidak, ia berharap mereka bisa berada diposisi menenangkan seperti ini selamanya.

Lagi-lagi Jeno tersenyum. Ia mengeratkan pelukannya, menciptakan kehangatan untuk keduanya.

Mereka sudah berusaha sekuat tenaga untuk melawan dunia yang kejam ini. Melawan kenyataan pahit yang sudah sulit sekali mereka telan.

Selama mereka masih bersama dan saling menggenggam, mereka akan selalu kuat untuk melawan dunia yang jahat ini.

“Aku mencintaimu, Jeno,” ucap Mark sambil memejamkan matanya. Mengistirahatkan tubuhnya sebentar dan merasakan kehangatan yang mereka berdua ciptakan.

“Aku juga mencintaimu, Mark,” ucap Jeno membalas perkataan Mark.

• AESTEREID