narasi wby

“Cil!” Panggilan itu terdengar lumayan kencang, membuat Ares menoleh karenanya.

Lelaki dengan jaket berwarna hijau itu melihat dengan jelas Mahesa yang kini tengah berlari menuju kearahnya. Lelaki kelahiran agustus itu berlari sambil menenteng jas osis di lengan kanannya.

“Lo pulang duluan aja, gue ada rapat hari ini kapan-kapan aja lo nemenin gue.” Mahesa menatap Ares yang berdiri didepannya. Pria itu terlihat sedikit ngos-ngosan. Berlari menuju Ares membuat keringat bercucuran keluar dari wajahnya yang rupawan apalagi cuaca saat ini yang bisa dibilang cukup panas meski sudah sore.

“Gue duluan ya, dah Cil,” ucap Mahesa mengakhiri. Pria Agustus itu berpikir 'paling Ares hanya mengangguk dan berjalan pulang meninggalkannya', jadi daripada membuang sedikit waktu lebih baik ia cepat-cepat pergi keruang osis sebelum anggota yang lain mulai berkumpul.

Namun saat hendak berbalik sebuah sautan membuat tubuh Mahesa membeku. Ia terdiam, si Agustus berusaha memastikan bahwa indra pendengarannya sedang baik-baik saja sekarang.

“Gue ikut,” ucap Ares yang membuat Mahesa menoleh. Si Aries tampak sedikit menunduk sebelum ia kembali menegakan kepalanya untuk menatap kearah si Leo.

“Gue tungguin lo sampai selesai,” ucap Ares yang membuat Mahesa diam menatap dirinya.