running from the devil
Renjun terus berlari sejauh mungkin dari tempat yang ia anggap sebagai neraka dunia.
Tidak memedulikan pakaiannya yang sudah compang-camping atau luka goresan ditubuhnya, yang lelaki aries itu pikirkan hanya kebebasan dari belenggu yang menyiksa raga serta jiwanya.
Kejadian tahun lalu, dimana orang tuanya berhasil ketahuan berkhianat terhadap sindikat gelap yang Mark serta Donghyuck pegang membuat hidup seorang Huang Renjun berhasil diputar 360 derajat.
Renjun terikat, ia terjerat dalam kadang serta dibelenggu oleh kegelapan yang membuatnya seolah buta akan cahaya yang dulu menyinarinya.
Keluarganya sekarang diporak-poranda. Ayah dan ibunya mati tertembak, kakak serta adiknya kini disekap oleh kedua iblis itu entah dimana. Membuat Renjun merasa kini semesta sedang sangat mempermainkannya.
Renjun terus berlari menulusuri jalanan untuk mencari kantor polisi atau setidaknya keramaian.
Mansion Mark dan Donghyuck berada sangat jauh dari perkotaan hingga membuat Renjun setidaknya menempuh satu setengah kilometer hanya untuk mencari seseorang yang ingin membantunya.
Dunia yang kini ia tinggali terasa gila, semua orang yang ia temui sekarang seperti tidak waras. Semenjak ia masuk dan terseret kedalam teritori yang Mark dan Donghyuck ciptakan, ia merasa bahwa dirinya juga ikut akan gila.
Sementara itu, disisi lain.
Kini Mark dan Donghyuck berpencar untuk mencari keberadaan kucing manis mereka yang hilang.
Terlanjur kesal dan marah terhadap penjaga dan para maid membuat Mark dan Donghyuck sendiri yang turun tangan untuk mencarinya.
Sampai saat ini, sudah terhitung dua kali si rubah manis itu kabur dari kandang, dan sudah dua kali pula keduanya memberikan hukuman agar Renjun terasa jera dan tidak berani untuk membantah perintah keduanya.
Tapi sepertinya sang rubah lebih menyukai pemberontakan dibandingkan harus menurut
Donghyuck melajukan motor hitamnya dengan cepat. Ia terus-terusan menyalip kendaraan yang menghalangi jalannya. Ia sudah menyusuri setiap area jalan serta perumahan namun hasilnya tetap nihil.
“Kau sudah menemukannya?” ucap Haechan setelah menyalakan alat komunikasi yang terpasang ditelinganya.
Alat itu akan langsung terhubung dengan Mark yang sekarang ini tengah berada entah dimana.
“Belum, kau?” ucap Mark yang mendengar suara Donghyuck dari radio mobilnya.
Mark sudah berkeliling mencari Renjun dengan mengendarai mobil sports berwarna hitamnya. Setiap area jalan raya sudah ia lewati tapi ia tidak mendapatkan hasil apa-apa.
“Sialan! Kalau begitu kita akan kehilangannya!” umpat Donghyuck merasa kesal.
Jika ia berada dirumah sekarang, mungkin ia sudah membantai para maid serta penjaga yang berkerja dirumahnya.
Mark mencengkram kemudi dengan erat. Ia bersumpah akan memberikan hukuman berat kepada Renjun karena dengan berani melawan perintahnya.
Mengerikan bukan? Tapi itulah sifat mereka berdua. Mereka seperti hewan liar yang buas. Sekalinya kau mengusik mereka, maka mereka akan menerkam mu hingga mati.
Tempramental dan tidak dapat dibantah. Mereka akan membuat siapa saja tunduk dan menurut kepada mereka.
Perintah mereka adalah mutlak, berani-beraninya kau melawan mereka maka siap-siap peluru akan bersarang di kepalamu.
Ditengah keputusasaan yang melanda, mendadak ponsel Mark memunculkan bunyi yang membuat pemiliknya menoleh dan langsung mengambil ponsel mahal itu.
Sambil menyetir kemudinya, lelaki berumur 27 tahunan itu menyalakan ponselnya dan melihat notifikasi yang berada didalamnya.
Pesan di berandanya muncul membuat Mark segera membuka ruang pesannya. Melihat sebuah pesan yang dikirim oleh sang pengirim membuat sebuah senyum merekah diwajahnya.
“Donghyuck,” ucap Mark yang didengar langsung oleh Donghyuck.
“Aku tau dimana rubah nakal kesayangan kita berada.”
Renjun berjalan pelan menyusuri jalan yang gelap. Tenaganya mulai habis, ia lelah untuk terus melanjutkan perjalanan. Tapi tekad dan keinginan untuk mencari kedua saudaranya sangat bulat, membuat Renjun menjadikan motivasi agar tidak menyerah.
Renjun mengawasi setiap jalan sebelum ia lewati. Ia takut jika jalan yang ia lewati malah membawanya menuju malapetaka atau lebih parahnya membawanya kembali menuju dua iblis menakutkan yang berhasil menyiksanya.
Setelah dirasa aman, Renjun segera berjalan dengan sedikit rilex di jalanan besar yang sepi itu.
Renjun menghela napas lega, ia masih belum tertangkap sampai saat ini.
Lelaki berperawakan agak mungil itu terus berjalan menyusuri jalanan gelap dan sepi. Ia sangat berharap bahwa akan ada pertolongan yang menjemputnya.
Sepanjang ia berjalan tadi, ia belum menemukan siapapun. Jalanan dan yang ia lewati selalu sepi. Sekalinya ramai, jalanan itu penuh dengan orang yang memiliki catatan kriminal yang membuat Renjun berpikir seribu kali untuk melewatinya.
Ditengah perjalanannya, Renjun mendengar sayup-sayup suara kendaraan dari kejauhan. Senyum bahagia pun terlihat diwajahnya.
Berhasil, ia berhasil bebas.
Renjun segera berlari menuju jalan raya yang sudah terlihat dimatanya. Tidak peduli tenaganya kian menipis, Renjun tetap tidak peduli.
Renjun sangat bahagia karena sedikit lagi perjuangannya untuk bebas akan selesai.
Namun sayangnya, sepertinya tuhan tidak merestui hal itu.
Mendadak terdapat sebuah mobil berwarna hitam yang menghalangi jalannya.
Membuat Renjun langsung melihat kearah pengemudi dan sialnya ia melihat Mark yang tengah menatap tajam kearahnya.
Renjun berusaha untuk berbalik arah. Ia tidak akan membiarkan dirinya kembali kedalam genggaman dua bajingan itu.
Ia berlari menjauhi mobil hitam itu namun sayangnya arahnya juga dihalangi oleh Donghyuck yang mengendarai motornya.
Kini ia sudah terkepung oleh dua bajingan yang tidak akan membiarkannya lolos. Renjun putus asa. Semua usahanya untuk kabur terasa sia-sia.
“Kau tidak akan bisa lari, sayang. Sejauh apapun kamu berlari, kita akan terus menemukanmu,” ucap Mark yang sudah keluar dari mobilnya.
Kedua pria itu berjalan mendekat membuat Renjun panik kelabakan. Pria berzodiak aries itu menatap nanar gedung-gedung bercahaya yang terlihat dari kejauhan. Ia ingin sekali berlari menuju kearah sana, meraih kebebasan yang selalu ia nanti-nantikan.
“Pergi dariku brengsek!” ucap Renjun yang memberontak ketika Mark menahan lengannya.
Renjun berusaha untuk kembali berlari menghindari dua orang berbadan tegap itu.
Mark mencengkeram pergelangan Renjun dengan kuat, namun si aries memberontak yang membuat Mark mendapat satu pukulan diwajahnya.
Melihat Mark yang terkena pukulannya membangkitkan semangat Renjun untuk terus melawan. Ia akhirnya melayangkan pukulan diperut Donghyuck yang menahan punggungnya, membuat pria itu meringis pelan.
“Dasar bajingan!” umpat Renjun dengan amarah yang membeludak. Namun sayangnya Renjun tidak tahu, bahwa hal yang baru saja ia lakukan membangkitkan sisi gelap milik Donghyuck sekaligus Mark.
Keduanya menatap Renjun dengan tajam membuat Renjun merasa terintimidasi.
“Kau keterlaluan, Renjun,” ucap Haechan dengan suara baritonnya.
Renjun tidak ingat apa yang terjadi berikutnya. Yang ia ingat hanyalah Mark menarik lengannya dengan kasar dan sebuah pukulan berhasil mengenai kepalanya yang membuat penglihatannya gelap dan kesadarannya berangsur memudar.
• AESTEREID