“Sepertinya kau benar, aku tak perlu terlalu memikirkan perkataan mereka yang membuatku jengkel,” ucap Raska sambil meneguk minuman berwarna ungu yang kini tersisa sedikit di gelasnya.
Haries mengangguk, kemudian meneguk minuman anggur miliknya sampai habis. Keduanya terlihat mengantuk apalagi jarum jam sudah menunjukan pukul setengah dua belas malam. Setelah sedikit berdebat akhirnya Si Gemini memutuskan untuk menginap dirumah Raska. Mereka akan tidur dikamar Si Aries karena kebetulan Raska tidak memiliki kamar tamu.
“Aku akan keatas, aku benar-benar mengantuk sekarang,” ucap Haries yang setelahnya berjalan menuju kamar sahabatnya, menyisakan Raska yang kini tengah membereskan ruang tengah.
Si Maret terlihat sesekali menguap. Kepalanya terasa sedikit pusing, tubuhnya mulai sempoyongan. Mungkin ini adalah efek dari minuman anggur yang ia minum sedikit banyak tadi.
Saat tengah membereskan DVD yang berserakan, matanya tak sengaja melihat kearah jendela yang terbuka lebar. Angin malam yang berhembus kencang membuat gorden berkibar layaknya bendera.
Setelah membereskan DVD yang ia tonton bersama Haries, Raska berjalan kearah jendela lalu menutupnya dengan rapat.
Saat hendak menutup gorden, mendadak pergerakannya terhenti. Sambil mencengkram gorden hitam ditangannya, Si Aries menyipitkan mata, berusaha memastikan apakah penglihatannya sekarang sedang berfungsi dengan baik atau tidak.
Di sana, di ujung jalan tepat dari arah Raska terlihat seseorang kini tengah melambaikan tangan kearahnya.
Oh astaga, sepertinya kau benar-benar harus tidur sekarang, Raska.