the devil got they angel

tw cw // mention of sex toys, anal sex , explicit content , gangbang , cambukan , and threesome

Renjun tidak tahu dosa apa yang ia lakukan di masa lampau yang membuatnya memiliki nasib naas seperti ini.

Hal pertama kali yang pemuda Huang itu rasakan ketika terbangun dari kesadarannya adalah rasa sakit dikepala yang begitu memusingkan. Rasanya seperti kepalamu dipukul oleh sebongkah kayu yang kokoh, membuat pusing tiba-tiba menyergap dan membuat kedua matamu berkunang-kunang.

Di ruangan minim cahaya, Renjun berusaha memfokuskan pandangannya terhadap ruangan tempat ia berada. Pandangannya yang semula terlihat buram berangsur jernih. Renjun kemudian mulai berusaha menggerakkan lengannya, namun sayang pergerakannya terkunci karena sebuah rantai yang mengikat kedua lengannya.

“Berusaha kabur lagi, love?”

Jantung Renjun mencelos ketika melihat Mark dan Donghyuck tersenyum menatapnya dari kejauhan. Tanpa pikir panjang, Renjun berusaha keras untuk melepaskan ikatan rantai ditangannya, Suara gemerincing rantai yang saling bergesekan memenuhi ruangan itu karena lelaki terus menarik tangannya kasar. Tak peduli dengan pergelangannya yang kian mulai memerah.

Sialan, bagaimana ia bisa kembali ketempat ini?! Kenapa ia kembali kedalam cengkraman para bajingan yang berhasil menyekap dirinya? Sial, sial, sial!

“Jangan seperti itu sayang, tanganmu akan memerah,” ucap Donghyuck sambil berjalan menghampiri Renjun yang masih berusaha untuk melepaskan rantai yang mengikatnya.

“Oh lihat luka kemerahan ini, kau membuat dirimu sendiri terluka, love.” Donghyuck mulai memegang pergelangan Renjun yang sudah terlihat memerah, kemudian tangan itu ia usap lembut memberikan Renjun sedikit sensasi tenang karenanya.

Namun sebuah usapan itu mendadak berubah menjadi cengkraman kuat yang membuat Renjun meringis kesakitan. Donghyuck mencengkram pergelangan Renjun seolah ia sedang mencengkram botol minuman. Cengkraman itu semakin erat membuat pergelangan Renjun berwarna sangat merah.

“Jadi ini bayaranmu atas perlakukan kami selama ini?” ucap Donghyuck dingin yang tidak melepaskan cengkeramannya.

“Kau masih beruntung dibiarkan hidup, Huang.”

Kepala Renjun mendadak ditarik keatas. Cengkraman seseorang pada rambutnya, memaksa kepalanya untuk menuruti hukum gravitasi dan mendongak keatas.

Kepalanya yang tadi masih sedikit pusing sekarang terasa begitu menyakitkan, membuat pemuda aries itu sekarang terasa mual dan ingin pingsan.

“Kau membuatku muak,” ucap Mark yang mengencangkan rahangnya. Urat-urat dileher pria itu terlihat, tangannya terus menjambak kepala Renjun kebawah membuat lelaki manis itu menjerit kesakitan.

“Lepaskan!” jerit Renjun yang menahan rasa sakit dikedua bagian tubuhnya. Ia merasa sangat pusing, kepalanya terasa ingin pecah. Matanya mulai buram. Luka akibat kabur dari mansion ini belum sembuh harus ditambah lagi dengan luka yang ia terima.

Melihat kondisi si manis milik mereka, membuat kedua pria itu akhirnya melepas cengkeraman.

Mereka tidak akan membiarkan si manis mereka pingsan sebelum hukuman dijalankan.

“Kenapa kau berusaha pergi, sayang?” tanya Mark yang mengangkat dagu Renjun untuk menatapnya. Renjun mulai gemetar ketakutan, Mark terlihat sangat marah dan mulai meledak.

“KAU TULI, HUANG?!” Mark mencengkram kuat dagu Renjun ketika lelaki itu tidak mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya. Renjun memejamkan mata, cengkraman Mark pada dagunya membuatnya sedikit sesak karena kesulitan bernapas. Mark terus mencengkram dagu Renjun dengan kuat hingga akhirnya ia melepasnya dengan kasar.

Badan Renjun mulai gemetar, terlebih lagi ia harus menghadapi dua pria tempramental yang semua hal mereka mau harus dituruti.

Mengingat kejadian kemarin, dimana ia mencoba kabur seperti ini berakhir dengan hukuman cambuk serta tidak diberi makan seharina membuat Renjun meneguk ludahnya takut.

“Lidahmu ingin ku potong?!” Mark menatap Renjun dengan tajam, lelaki manis itu masih saja belum kunjung membuka mulutnya. Pikiran Renjun mendadak membeku, ia tidak bisa berpikir jernih. Semua hak yang ia pikirkan mengebuk menjadi satu, menjadi asap yang membuat kinerja otaknya menjadi lamban.

Mark kemudian berjalan kearah lemari yang berada di ruangan itu, mengotak-atik isinya, lalu mengambil sebuah benda dari sana.

Renjun melihat Mark datang membawa sebuah ikat pinggang ditangannya lantas membuat Renjun panik dan kembali berusaha melepas rantai yang menjerat tangannya.

ctash

Satu cambukan berhasil membuat Renjun terdiam.

ctash ctash ctash

Cambukan-cambukan lain pun datang mengenai tubuh si mungil yang membuat Renjun merasa badannya terasa kebas. Bekas kemerahan yang panjang mulai terlihat ditubuh pemuda Huang itu.

Dapat terlihat dengan jelas bahwa punggung, paha, dan bokongnya kini dihiasi oleh memar-memar kemerahan.

Renjun rasanya ingin tertawa kencang diatas penderitaannya.

Lucu. Semua hal yang ia lakukan terasa tidak berguna. Kebebasan yang ia idam-idamkan tak kunjung tercapai. Setiap ia berusaha untuk lari menjauh pasti kedua sindikat gelap ini akan mengejarnya hingga dapat dan menyeretnya untuk kedalam belenggu kegelapan.

Semua tidak waras.

“Kau membuat kesabaranku habis, love,” ucap Mark ketika melayangkan satu cambukan ke punggung Renjun. “Kau harus menerima hukuman atas bayaran dari perbuatan nakalmu.”

Lelaki agustus itu kemudian menoleh kebelakang, menoleh kearah Donghyuck yang duduk di sofa sambil menyesap rokok tembakau ditangannya.

“Kau tidak ingin bergabung, Hyuck?”

Donghyuck mengeluarkan asap dari mulutnya, pria itu menggelengkan kepalanya lalu menghisap kembali batang nikotin itu. “Tidak, kau duluan saja.”

“Ayolah, Hyuck. Tidak akan seru jika kita menghukumnya sendiri-sendiri,” ucap Mark yang membuat Donghyuck terkekeh.

Partnernya itu memang gila, sama seperti dirinya. Mereka saling memiliki persamaan yang mungkin jika orang awam mendengarnya mereka akan langsung menganggap bahwa mereka adalah orang tidak waras.

Tapi memang seperti itulah mereka, orang tidak waras yang selalu ingin dituruti dan tidak dibantah. Mereka akan membuat siapa saja tunduk dalam genggamannya dan membuat mereka menjadi seseorang yang tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut dan berpasrah.

Donghyuck menyesap kembali rokoknya sebelum menjatuhkan batang tembakau itu lalu menginjaknya. Ia berjalan menghampiri Mark dan Renjun membuat Renjun kini tengah berhadapan dengan dua sindikat gelap yang berhasil memutar balikan hidupnya 360 derajat.

“Kenapa kau menatap kami seperti itu, love?” ucap Donghyuck saat Renjun menatap mereka dengan tajam, rubah kesayangannya ini memang sangat berani menantangnya.

“Bajingan,” gumam Renjun yang masih bisa didengar oleh kedua pria itu.

“Katakan sekali lagi.”

“Bajing- emh!” Ucapan Renjun terputus kala Donghyuck mencium ranum merahnya tiba-tiba. Pria itu menggerakkan bibirnya dengan kasar membuat Renjun menutup bibirnya erat.

Tangan kekar Donghyuck ia arahkan menuju bagian belakang kepala sang pemuda Huang untuk menahannya agar si manis tidak bergerak.

Tak kunjung mendapat balasan dari Renjun. Ranum merah itu ia gigit dengan keras membuat Renjun meringis dan membuka sedikit bibirnya.Bibirnya terasa perih dan sepertinya berdarah.

Mengambil kesempatan itu, Donghyuck lantas memasukkan lidahnya kedalam mulut si manis untuk mengabsen setiap giginya serta membelit dan menghisap lidah si aries.

“emh!” Renjun terkejut ketika sebuah lengan berurat melingkar dipinggangnya. Hembusan napas terasa di area lehernya yang sensitif.

Mark memberikan kecupan kupu-kupu disekitar area leher Renjun yang membuat si mungil berusaha bergerak untuk menghindar.

“Mmh!” erang Renjun ketika nipplenya dipelintir oleh Mark. Mark terkekeh lalu menahan dagu Renjun agar lelaki itu tidak bergerak.

Pria berzodiak leo itu mulai menggigit-gigit dan menghisap leher Renjun untuk memberi tanda kemerahan.

Tak mau kalah, Donghyuck lantas menurunkan ciumannya ke leher dan ikut memberi tanda di kulit seputih susu itu.

“emh! t-tolong hentikan mmmhh.” Renjun menggigit bibir bawahnya agar suara tidak senonoh itu tidak keluar dari mulutnya.

Ini terasa begitu menyiksa sekaligus nikmat? entahlah Renjun tidak pernah merasa tubuhnya berhawa panas seperti ini.

Melihat Renjun menggigit bibirnya dengan keras membuat Donghyuck menghentikan kegiatannya dan berjalan kearah lemari tadi.

Ia berjalan kembali kearah Renjun dengan tangannya yang sudah terdapat gagball, pria berkulit tan itu pun langsung memasangkan alat itu ke mulut Renjun yang membuat lelaki itu tidak bisa mendesah ataupun berbicara. Rahangnya terasa pegal karena gagball yang menyumpal mulutnya.

“EMH!” Renjun terkejut kala bokongnya diremas dengan kuat. Di waktu yang bersamaan sebuah tangan memainkan nipple miliknya.

Memelintir dan mencubit nipple itu hingga benda berwarna merah muda itu merah dan bengkak.

Donghyuck terus meremas bokong sintal milik Renjun. Bahkan sesekali si pria gemini menampar belahan empuk itu hingga membuatnya memerah.

Renjun membulatkan matanya ketika Donghyuck merobek celananya hingga terlepas. Dirinya juga terkejut dan mulai panik ketika Mark juga merobek kemeja putih yang ia pakai hingga membuat kulit putih dan lembutnya itu terlihat.

“EUNGH!”

Renjun menggeliatkan tubuhnya ketika merasa bahwa dua jari panjang Donghyuck mulai masuk kedalam lubangnya. Rasanya aneh dan perih. Dua jari itu kemudian bergerak secara menggunting, melebarkan anal si aries.

“Oh! Hentikan!” racau si aries ketika pergerakan di lubangnya makin cepat.

Donghyuck terus mengeluar-masukan jarinya di lubangnya yang membuat tubuh bagian bawah Renjun terasa sakit sekaligus nikmat.

Tangan Mark mulai meraba selangkangan Renjun hingga tangan itu berhenti di penisnya. Kemudian Mark mulai mengocok penis Renjun yang membuat Renjun menggenggam erat rantai ditangannya.

Keduanya tidak berhenti memberinya sentuhan. Dua pria itu terus memberi tanda di punggung serta dada si manis, mereka berdua juga tidak berhenti mengocok aset berharga Renjun yang membuat lelaki itu kewalahan karena tiap sentuhan yang diberikan.

Kakinya melemas, ia membiarkan tubuhnya tergantung pada rantai karena ia tidak memiliki cukup tenaga untuk terus berdiri.

Renjun mengeratkan pegangannya pada rantai saat ingin menjemput putihnya. Namun sayang dirinya tidak bisa mengeluarkan puncaknya karena tiba-tiba sebuah cincin berhasil melingkar diujung penisnya.

“Mmmh! Mmmhh!” Renjun merasa frustasi ketika ia tidak berhasil mencapai klimaksnya. Donghyuck dan Mark terkekeh bersamaan, melihat Renjun tersiksa seperti ini adalah hal yang mereka sukai.

Mark mulai menjilat area leher Renjun sementara Donghyuck menyusu didadanya. Pria berkulit tan itu mengecup, menjilat, serta mengemut benda berwarna merah mudah itu. Membuat Renjun terus membusungkan dada karenanya.

Badan Renjun melemas. Jika saja kedua pria dan rantai yang mengikat tangannya ini tidak ada, maka dipastikan tubuhnya sudah ambruk ke lantai.

“Memohonlah sayang,” bisik Mark langsung ditelinga aries yang membuat Renjun merinding.

Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak sudi harus memohon kepada dua orang yang telah menghancurkan hidup sekaligus keluarganya.

“Kau tidak ingin memohon?” Mark mempercepat laju kocokannya. Penis Renjun terasa sakit karena tidak bisa menjemput putihnya, penisnya seperti membengkak karena area untuk keluar ditutupi oleh cincin sialan itu.

“Lihatlah rubah ini, tidak ingin menurut ya?” ucap Donghyuck sambil tersenyum miring.

Entah mengapa Donghyuck mulai memberhentikan aktifitasnya, ia kemudian mengeluarkan jarinya membuat Renjun merasa analnya kosong sekarang.

Renjun sempat bingung karena Donghyuck melangkahkan kakinya berjalan kearah belakangnya.

Beberapa detik kemudian tiba-tiba pinggulnya tersentak ketika sebuah benda berbentuk panjang menerobos masuk kedalam analnya secara paksa.

Benda itu masuk kedalam dan bergerak dengan kecepatan tinggi yang membuat tubuh Renjun menggelinjang.

“Mmmh! Eungh!” Renjun mulai mendesah tidak jelas. Gagball di mulutnya menutup akses yang membuat ia hanya bisa meracau tidak jelas dan air liur pemuda Huang itu menetes begitu saja.

“Kerja bagus, Hyuck,” ucap Mark ketika Donghyuck mengatur kecepatan vibrator yang tertanam di lubang si aries.

Vibrator itu mulai bergetar dengan kecepatan maksimal yang membuat Renjun terus mengeratkan cengkeramannya pada rantai hingga pergelangannya terasa kebas.

Badannya meliuk-liuk tak terarah, getaran vibrator yang tertanam ditubuhnya membuat Renjun merasa resah.

Mata indah itu kemudian ditutup oleh sebuah kain hitam yang membuatnya tidak bisa melihat apa-apa.

Renjun terlihat indah malan ini.

Donghyuck dan Mark tidak bisa berhenti terpesona melihat pemandangan indah yang mereka ciptakan.

Badan Renjun yang terus menggeliat, kulit yang dihiasi oleh keringat dan bekas luka kemerahan, rambutnya yang lepek menambah keindahan yang Renjun ciptakan. Membuat Donghyuck dan Mark semakin ingin menghancurkannya.

Donghyuck melepas gagball yang menyumpal mulut si manis, membuat Renjun mengatur napasnya dan sedikit bernapas lega karena bisa mengistirahatkan rahangnya yang pegal.

“We give you a chance, love.” Donghyuck mengusap dan mengecup pipi berisi Renjun. “Memohonlah.”

“Mmh K-ku mohon! Akh!” Renjun sudah tidak kuat dengan hukuman yang ia terima. Analnya sakit karena terus-terusan diisi, penisnya juga terasa perih karena membengkak akibat tidak mencapai puncaknya.

Donghyuck tersenyum miring lalu melirik Mark yang berada dibelakangnya. Mereka pun melepas satu persatu alat yang terpasang di tubuh indah yang lebih muda kecuali rantai yang terpasang.

Ketika cincin di penis Renjun dilepas, Mark lantas mengurut milik lelaki itu hingga mengeluarkan cairan putih yang cukup banyak.

Renjun mengatur napasnya. Ia membiarkan dirinya tergantung di rantai yang masih terikat. Kakinya lemas seperti jeli, punggungnya sudah tidak bisa tegak untuk menopang tubuhnya, kepalanya sangat pusing.

Hukuman yang ia dapatkan sekarang jauh lebih buruk dibanding hukuman cambuk yang ia dapatkan kemarin.

Seluruh tubuhnya terasa remuk. Rasanya sakit bercampur perih, Terlebih di area bawahnya.

Keringat tidak berhenti-hentinya menetes, Renjun mulai merasa mengantuk sekarang, matanya memberat, sedikit lagi dirinya akan tumbang.

Namun mendadak matanya melotot kaget, dirinya langsung meremat rantai ditangannya ketika merasa sesuatu menerobos masuk paksa lubang analnya.

“Aaahh! Lepaskan!” ucap Renjun kelabakan ketika penis Mark berhasil tertancap di lubangnya. Mark menggeram rendah ketika penisnya yang tegak dijepit oleh dinding anal Renjun.

Lubang Renjun lebih sempit dari yang ia duga. Terasa nikmat dan membuat Mark ingin sekali menghancurkannya.

“Hyuck,” ucap Mark sambil melirik kearah Donghyuck yang berada didepan Renjun.

Donghyuck tersenyum miring saat mengetahui kode dari partnernya. Lelaki itu lantas mendekati Renjun dan membuka resleting celananya.

Ia mengeluarkan penisnya yang berurat, penis itu tampak sudah menegang. Ia mengocoknya pelan, siap untuk menghancurkan lubang pemuda Huang malam ini.

Mark sedikit mengangkat tubuh Renjun lalu membuka belahan bokong lelaki itu. Memberikan akses agar Donghyuck bisa masuk membuat Renjun histeris mengetahui maksud keduanya.

“Jangan! Ku mo- AKHHH!” Renjun berteriak histeris ketika penis Donghyuck memaksa masuk lubangnya yang sudah terisi oleh milik Mark.

Kedua dominan itu menggeram rendah ketika milik keduanya berhasil masuk kedalam lubang sempit milik Renjun.

Padahal lubang itu sudah dilebarkan tapi mereka tetap merasa dinding anal si aries menghimpit milik keduanya. Memberikan rasa sesak di pensi mereka yang saling berhempit.

Badan kedua lelaki itu mulai bergerak membuat tubuh Renjun terhentak-hentak. Renjun mengeratkan ikatan rantainya ketika pergerakan itu semakin cepat.

“Engh, kenapa kau begitu indah, Renjun?” Donghyuck menggeram rendah. Ia begitu menikmati permainannya dan sepertinya partner kejahatannya juga merasa sama.

“Kau seperti ini membuat kami tidak rela melepasmu, sayang,” ucap Mark dengan suara rendahnya. Kedua pria itu mulai berkeringat, mereka terus-terusan menggerakkan pinggulnya yang membuat Renjun kewalahan.

Si aries merasa bahwa kini lubangnya benar-benar sobek, lubangnya digempur dan dihancurkan oleh kedua pria tidak beradab ini.

Donghyuck dan Mark tidak beri ampun saat menghukum si aries yang kini mulai menangis.

Desahan serta jeritan Renjun mengalun merdu seperti melodi yang membuat Mark dan Donghyuck semakin gencar untuk menggempur lubang yang kini mulai mengetat.

Renjun memejamkan matanya, dua benda yang berada di lubangnya membuatnya terisi penuh. Terasa perih bahkan darah mulai menetas dari pahanya.

Tak ingin hanya diam, Mark mengecup leher jenjang Renjun sementara Donghyuck mengecup dadanya.

Sentuhan yang dua orang itu berikan membuat Renjun pusing kewalahan. Ia hanya bisa diam saat tubuhnya dijamah, disentuh, dikecupi, dan dibelai. Ia masih ingin hidup untuk mencari kedua saudaranya yang lain.

“Ahhh!” Renjun yang tidak bisa menahan akhirnya berhasil mencapai puncaknya. Cairan itu mengenai baju Donghyuck yang membuat dasi hitamnya kini bercorak putih.

Mark dan Donghyuck mempercepat gerakannya. Menggempur lubang itu tanpa ampun untuk mencapai klimaks yang dinantikan.

Tubuh Renjun terus terhentak-hentak hingga pada akhirnya ia merasakan penis keduanya membesar dan menyemburkan cairan cinta didalamnya.

Mark dan Donghyuck menggeram rendah ketika mengeluarkan cairan putihnya. Keduanya melepaskan penis mereka yang tertanam di anal si aries. Cairan putih dan merah itupun menetes keluar karena terlalu penuh dan mengalir di pahanya.

Kepala Renjun terasa berat, perutnya mual karena banyaknya cairan yang masuk kedalam perutnya. Matanya memberat hingga pada akhirnya yang lelaki itu ingat, ia merasa bahwa rantai ditangannya dilepas dan ia jatuh di pelukan seseorang.

• AESTEREID