the truth
“Kamu janji sama aku bakal akhiri hubungan kamu sama Raiden, kenapa sampai sekarang belum putus?” Arsen menghela napasnya.
Ditengah gang sepi yang lumayan gelap, kedua insan itu tengah berbicara mengenai hubungan mereka berdua.
Jevon menatap Arsen dalam. Ia sangat berharap Arsen akan menjawab pertanyaan yang selama ini mengendap di otaknya. Jevon muak, ia lelah.
Lelaki Taurus itu merasa sudah bersabar dengan semuanya. Ia berusaha sabar melihat Arsen berkencan dengan Raiden, ia berusaha menahan diri ketika Raiden terus menceritakan hal mengenai kekasihnya, ia berusaha untuk tidak cemburu saat melihat Arsen dan Rai mengumbar kemesraan.
Jevon pemilik hati Arsen satu-satunya. Tapi kenapa ia harus merasakan hal ini?
Ia tidak tahan, ia juga ingin seperti itu.
Ia juga ingin terus bersama Arsen tanpa harus bersembunyi seperti ini.
Arsen terdiam, lidahnya kaku untuk menjawab. Arsen bingung bukan main.
Lelaki Aries itu berpikir ini bukan waktu yang pas untuk mengakhiri hubungannya dengan Raiden. Apalagi untuk saat ini hubungannya dengan sang kekasih bisa terbilang sedang benar-benar baik-baik saja.
Tidak ada alasan yang pas untuk mengakhiri hubungan tersebut tanpa adanya sebuah kejanggalan.
“Maaf, untuk saat ini aku belum bisa putusin dia. Hubungan aku sama dia lagi baik-baiknya. Nanti yang ada aku dicurigain kalau tiba-tiba minta putus.” Arsen membalas tatapan yang Jevon berikan. Ia berusaha meyakinkan pria itu bahwa Jevon hanya pemilik hatinya seorang.
“Aku cuma sayang sama kamu. Aku gak pernah cinta sama raiden, aku pacaran sama dia cuma karena taruhan aku sama temen-temen aku. Aku cuma cinta sama kamu, Jevon.”
Arsen mengusap rahang Jevon dengan lembut. Hatinya hanya untuk Jevon, dan Raiden hanya seogok kesempatan yang akan dibuang ketika sudah terpakai.
Si Taurus menghela napas. Ia menatap Arsen yang kini tengah meyakinkannya. Lelaki April itu tersenyum kemudian mencubit hidung Arsen pelan. “Aku bakal tunggu janji kamu,” ucapnya.
Arsen tersenyum. Ia lantas merentangkan tangan dan memeluk Jevon dengan erat. Senyum mereka di wajah keduanya. Mereka saling mencintai dan mereka akan memperjuangkan cinta mereka.
“Aku sayang kamu, Jovan. Cuma sama kamu,” ucap Arsen sambil mengeratkan pelukannya.
Arsen mendongak, kini kedua mata itu saling bertatapan. Entah insting darimana, Jevon mulai mendekatkan wajahnya.
Mereka saling memejamkan mata ketika ranum merah mereka saling menempel dan melumat. Mereka sepasang insan yang saling mencintai dan akan memperjuangkan cinta mereka.
Ditengah malam yang indah bersinar, kini bintang menjadi saksi bisu akan cinta mereka.
Ah, tapi sepertinya tidak hanya bintang yang menjadi seorang saksi.
•AESTERIED