Marvin sialan!

CW// Little bit nfsw

Raska terus menggeliat kesana kemari untuk mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Miring ke kanan, ke kiri, telentang, bahkan tengkurap pun sudah ia coba tapi mata dan otak nya tak kunjung lelah.

“Apa aku harus tidur bersama Vian? Ah tapi itu akan merepotkan.” Raska meringis pelan, ia tidak ingin terlalu merepotkan sahabatnya. Sahabatnya sudah sangat baik mengijinkannya menginap dan tidur dikamar tamu. Bahkan saat sampai dirumah saja Vian terus menanyakan keadaannya.

Raska menghela napas. Matanya memandangi langit-langit kamar yang gelap karena sudah malam. Lelaki itu memejamkan matanya dan berharap ia bisa tidur dengan nyenyak.

tok tok tok

Suara itu membangunkan dirinya. Raska membuka matanya dan melihat area sekitar kamar.

Tidak ada apa-apa.

Mungkin hanya angin, batin Raska. Lelaki manis itu memejamkan matanya lagi. Dan berusaha menghiraukan suara yang terus bermunculan.

tok tok

Ia menghiraukannya.

tok tok tok

Ia berusaha mendiamkannya.

TOK TOK TOK

“APA LAGI SIALAN?!” Raska berteriak cukup kencang. Suara itu benar-benar mengganggu tidurnya. Jika itu suara burung maka Raska akan bersumpah jika ia akan mencekik burung itu sampai mati.

Mata cokelat itu berusaha memfokuskan penglihatannya. Dirinya terlonjak kaget ketika melihat siluet bayangan berada didepan pintu sedang menatapnya.

TUHAN TOLONG BANGUNKAN AKU!

Raska menampar pipinya berkali-kali, berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini hanya mimpi belaka. Ia melihat kembali kearah pintu dan tetap melihat siluet orang tersebut.

Sepertinya, ia familiar dengan bayangan itu.

“Marvin?” gumamnya ketika ia menyipitkan matanya dan berusaha melihat lebih jelas siapa orang yang berada didepannya.

BRUKKK

“ARGH!” Raska meringis ketika bayangan itu berlari cepat kearahnya dan mendorong tubuhnya hingga terlentang. Lelaki itu berusaha menggerakan tangannya tapi kedua pergelangannya dicengkarm kuat, ia merasa badannya ditindih dan tidak bisa bergerak

Raska menahan napasnya ketika kepala itu bergerak ke lehernya. Ia mencoba memberontak tapi kekuatannya tak sebanding dengan orang yang mengukungnya sekarang.

“Jangan,” ucapnya lirih. Mengacuhkan perkataan Raska, pria yang mengukungnya itu kini malah memperdalam kepalanya ke leher Raska. Menghirup aroma wangi yang keluar dari leher si manis.

Raska berusaha memberontak, tapi pria itu tak kunjung melepaskan dirinya dan malah makin menguatkan cengkramannya.

“ARGH! PERGI SIALAN!!” Raska berteriak keras ketika merasa ada sesuatu yang mengigit-gigiti lehernya. Terasa sedikit perih dan menyakitkan. Ia terus-terusan memberontak hingga akhirnya.

“HAH?!” Raska membuka matanya dan mengatur napasnya. Ia melihat sekitar kamarnya dengan tatapan penuh kewaspadaan. Dengan badan yang sedikit gemetar dan langkah yang terburu-buru, pemuda kelahiran maret itu berjalan kearah cermin di kamarnya dan menatap pantulan dirinya.

Tubuhnya berkeringat, rambutnya tampak lepek dan kantung mata yang mulai terlihat. Namun ada satu yang menarik perhatiannya.

“Bangsat.” Raska langsung menarik-narik kerah bajunya hingga menampilkan leher dan bahu putih nan mulus. Namun sekarang lehernya tampak berwarna sedikit kemerahan.

Raska mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat. Melihat penuh kemarahan kearah lehernya yang kini tidak mulus lagi.

“MARVIN SIALAN! AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUNUH MU!”

• AESTEREID