Who's your daddy?
Tell me now. Who's your daddy, kitten?
Suasana malam kali ini berbeda bagi Renjun yang saat ini sedang memerhatikan orang-orang di sekitarnya. Suasana ramai dan dinginnya ruangan membuat si mungil mengusap lengannya sendiri.
Orang-orang berpakaian mahal dan elegan, ruangan mewah dan juga ditata rapi sedemikian rupa, musik classic yang mengisi kesunyian membuat Renjun berpikir tak sepantasnya ia berada diruangan ini.
“Hey Renjun, kenapa sendirian disini?” Panggilan itu membuat Renjun menoleh. Tampak seorang lelaki tinggi berkulit tan menghampirinya sembari membawa minuman anggur ditangannya.
“Tidak apa-apa, tuan Donghyuck,” ucap Renjun sambil tersenyum.
“Astaga Renjun. Sudah ku bilang panggil aku dengan nama saja. Panggil aku donghyuck atau kau bisa memanggilku Haechan.” Renjun mengangguk canggung, ia selalu ragu untuk memanggil orang didepannya tanpa embel-embel “tuan”. Tetapi melihat wajah Donghyuck yang berusaha meyakinkan membuat pemuda itu sedikit berani mengucapkannya.
“Baik, tu- maksudku Donghyuck.” Donghyuck tersenyum membuat Renjun menjadi sedikit salah tingkah. Senyum manis itu membuat dadanya menghangat, lelaki itu sungguh mempesona.
“Mengapa kamu sendirian Renjun? Tidak mau bergabung dengan lain? Dimana Mark?”
Perkataan Donghyuck membuyarkan lamunannya. Ah, Mark? Entahlah ia tidak tau lelaki itu kemana. Lelaki itu yang membuatnya datang ke acara membosankan ini tetapi dia malah meninggalkannya.
“Entahlah, aku tidak tau.” Renjun memerhatikan orang disekitarnya, mencari-cari keberadaan lelaki berzodiak leo tersebut.
Donghyuck tersenyum melihat pemandangan indah didepannya. Wajah indah renjun yang terkena sedikit cahaya remang lampu ballroom dan tuxedo yang pas dibadan mungilnya membuat pemuda cantik itu tampak makin mempesona.
Seandainya pemuda didepannya ini bukan milik sahabatnya sudah dipastikan Donghyuck mengklaim si mungil sebagai miliknya.
“Kau tampak mempesona,” ucapnya tak sadar membuat Renjun yang mendengarnya langsung menunduk, pipinya terasa hangat mendengar pujian itu.
Melihat Renjun yang salah tingkah membuat Donghyuck terkekeh dan segera memeluk pundak mungil itu.
Renjun bersumpah jika Donghyuck membuat jantungnya berdetak gila-gilaan, terlebih lagi saat wajah rupawan itu hanya berjarak beberapa senti dengan wajahnya.
“Aku serius, kau indah.”
Sialan, sekarang Renjun tidak bisa mengendalikan kupu-kupu yang berterbangan diperutnya. Pipinya terlihat memerah, senyum manis nya ia tahan mati-matian.
“Apa aku mengganggu kegiatan kalian?” Suara berat itu mengalihkan keduanya. Renjun yang melihatnya langsung melotot dan menundukan kepalanya. Sementara Donghyuck tersenyum melihat orang didepannya.
“Ah, Mark. Aku mencari mu daritadi,” ucap Donghyuck.
Mark menatap tajam lelaki itu. Tatapannya kemudian beralih ke si manis yang sedang menunduk.
“Sudah larut malam, sepertinya kita harus pulang. Benarkan Renjun?” Renjun mengepalkan kedua tangannya, suara itu membuat dirinya seolah terintimidasi. Sinyal bahaya sudah terdengar didalam kepalanya.
Melihat si manis hanya diam membuat Mark geram dan langsung menarik lengannya.
Donghyuck tersenyum. Sahabatnya ini sangatlah posesif.
“Kapan-kapan kita harus melanjutkan percakapan kita tadi, Renjun.” Ucapan lelaki berkulit tan itu membuat Mark mengeratkan genggamnyanya dan membuat lengan Renjun sedikit sakit karnanya.
Percakapan? Apa yang mereka obrolkan tadi?
Donghyuck beranjak pergi, tapi sebelum benar-benar pergi. Lelaki itu berhenti disamping Mark dan berbisik tepat ditelinganya.
“Watch your boy, Mark lee,” ucapnya sebelum melangkahkan kaki meninggalkan keduanya.
Donghyuck sialan!
BRUKK
Punggung mungil Renjun menghantam tembok dingin dibelakangnya.
Badannya terhimpit oleh dinding dan badan tegap didepannya.
“M-mark!” ucapnya ketika tangan berurat Mark menyelinap masuk kedalam bajunya. Tuxedo-nya sudah terlepas dan menyisakan kemeja putih tipis yang terbalut di badannya.
“Emhh.” Renjun mengigit bibirnya ketika tangan itu mengusap punggungnya sensual. Hembusan nafas terasa diwajahnya.
Mark mencium ranum merah Renjun dan melumatnya. Tangan si manis sudah bertengger dilehernya dan menjambak rambut hitamnya.
Suara aduan bibir itu menggema disepanjang jalan. Beruntung mereka melakukannya di gang sepi sehingga tidak ada yang melihat kelakuan tidak senonoh mereka.
“Eunghh.” Jambakan ia eratkan, dadanya mulai sesak. Mark benar-benar tidak memberi ampun kepadanya. Ciuman itu makin dalam dan makin liar membuat Renjun kewalahan.
Lengan mungil itu memukul dada bidang didepannya. Renjun sudah kehabisan napas.
Merasa orang didepannya ini sudah sesak, Mark melepas ciumannya dan membiarkan renjun menghirup napas. Untaian saliva terlihat menyatu terjuntai di dagu keduanya.
Mark mencium lagi bibir Renjun dan berlanjut turun sampai ke leher putih Renjun.
Lelaki itu menggigit dan menghisap leher seputih susu itu. Meninggalkan tanda kepemilikan yang sangat terlihat.
Renjun miliknya. Tidak ada yang boleh merebutnya.
Renjun menggigit bibirnya. Berusaha menahan suara tidak senonoh yang akan keluar dari mulutnya.
Renjun yang tidak mengeluarkan suara apapun membuat Mark gencar untuk memberikan tanda dilehernya.
“Eunghh ahhh.” Suara merdu itu keluar ketika Mark mulai mengusap punggungnya.
Usapan itu membuatnya membusungkan dada. Sensasi geli dan nikmat menguasai tubuhnya membuat dirinya terasa panas.
“Now tell me. Who's your daddy, kitten?” ucap Mark ketika Renjun kewalahan dengan sentuhannya. Wajah manisnya kini memerah. Ia tidak bisa memikirkan apa pun.
“Siapa kitten? Donghyuck or me?”
“You! You're my daddy Minhyung!” Jawaban itu membuat Mark tersenyum kemenangan. Bagaimana pun lelaki manis ini miliknya. Tandai lagi. Miliknya.
Melihat Renjun bersama Donghyuck tadi membuat api didalam dirinya berkobar-kobar. Terlebih lagi Donghyuck terlihat memberikan tatapan penuh puja kepada Renjun
Tidak dia tidak boleh membiarkan itu. Ia tak akan membiarkan Renjun dimiliki siapapun termasuk sahabatnya sendiri.
Mark mengusap lembut rambut Renjun dan mengecup pipi tembabnya.
“Good boy, sekarang ayo kita pulang. Aku menyiapkan hadiah untuk mu,” ucapnya sambil menggendong tubuh lemas Renjun ala bridal style.
Renjun sudah lemas, tubuhnya kini tak berdaya. Energinya seolah terkuras habis.
Renjun pasrah dengan 'hadiah' yang ia dapatkan dari daddy-nya itu
- AESTEREID