Perjanjian
Setelah memberanikan diri untuk menanyakan ruang atas nama Rasi Tenggara kepada seorang pelayan, kini Sadam tengah diarahkan menuju ruang VIP yang berada di lantai empat gedung tersebut.
Disepanjang jalan menuju kesana, Sadam tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya terhadap tempat mewah yang semuanya berisi orang-orang kalangan atas dan sangat berkecukupan.
Terlihat dekorasi yang digunakan restoran ini terlihat simpel dan mewah, dimulai dari lantai hingga atap-atap semua terlihat sangat elegan.
Sejujurnya Sadam tidak percaya diri dengan penampilannya malam ini. Penampilannya terlihat sangat sederhana untuk berada di ruangan mahal yang berisi orang-orang kaya kalangan atas. Bahkan tadi ia sempat menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang terbilang sangat terbanting oleh pakaian bermerk mereka.
Yang bisa Sadam lakukan hanya percaya diri. Ia sangat berharap dan berdoa semoga calon bank berjalannya tidak keberatan ia berpakaian seperti itu.
Pintu ruang VIP pun terbuka menampilkan ruangan private yang bernuansa sangat mewah dengan hiasan ruangan yang sepertinya berharga mahal. Ditengah ruangan itu terdapat meja bundar dengan dua kursi yang saling berhadapan.
Sadam meneguk ludah ketika melihat penampilan Rasi yang terkesan simpel namun elegan. Ia tidak tau berapa harga pakaiannya yang melekat ditubuh pria berbadan agak kecil itu. Yang pasti semua yang pria itu kenakan adalah barang branded yang terkenal.
Sadam tidak bisa melepas pandangan dari sosok yang kini melihat kearahnya. Bahkan lelaki tinggi itu sempat terdiam beberapa saat karena terpana melihat penampilan Rasi yang dimatanya terlihat.... Manis?
sialan, kenapa deg degan gini?, batin Sadam yang mulai berperang dengan dirinya sendiri.
“Silahkan duduk, Sadam,” ucap Rasi sambil tersenyum yang membuyarkan lamunan Sadam. Sadam lantas mulai berjalan menuju satu kursi yang menghadap langsung kearah Rasi. Pria itu duduk kemudian memainkan tangannya yang berada dibawah meja. Berusaha menetralisir rasa gugup yang menyergap.
Rasi yang mengetahui kegugupan Sadam lantas berusaha mencairkan suasana.
“Tidak perlu gugup, Sadam. Kita rileks saja,” ucap Rasi menyakinkan.
Sadam lantas mengambil napas dengan pelan lalu menghembuskan napasnya perlahan. Melihat Sadam yang mulai rileks membuat Rasi tersenyum dan langsung membuka topik obrolan.
“Sebelum kita membahas kontrak, boleh saya bertanya dulu?” tanya Rasi yang dibalas anggukan oleh Sadam.
“Kalau boleh tau, kamu umur berapa sekarang?” tanya Rasi memastikan.
“Dua puluh dua.”
“Oke baiklah,” ucap Rasi sambil mengangguk dan mengambil berkas yang berada ditengah meja. Entahlah ia mendadak terpikirkan oleh perkataan Harsa soal....
ekhem, kalian pasti tau itu.
Tapi setidaknya ia bisa memastikan bahwa orang di depannnya ini sudah berusia legal dan cukup umur.
Ya, jika suatu saat keadaan lepas kendali mereka sudah dewasa untuk menyikapinya.
“Baik kalau begitu, kamu bisa baca terlebih dahulu berkas ini.” Rasi menyodorkan kertas tersebut kearah Sadam. Sadam yang menerima kertas itu lantas menerimanya kemudian membacanya dengan teliti.
“Dikarenakan kamu sudah legal dan berusia dewasa, saya harap kita bisa dengan mudah untuk mengerti satu sama lain,” ucap Rasi sambil melihat Sadam yang tengah membaca dokumen perjanjian.
“Kita akan bersama untuk saling dekat dalam kurun waktu tiga bulan. Jika tiga bulan kita sudah merasa cukup, kita bisa memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini atau tidak. Saya akan memenuhi semua keperluan kamu, dimulai dari uang, tempat tinggal dan lainnya. Kamu bisa kontak saya jika kamu memerlukan sesuatu dengan syarat kamu harus terus menemani dan menuruti semua permintaan saya,” jelas Rasi.
“Tenang, saya tidak akan meminta kamu melakukan hal yang aneh, yang melebihi batas wajar,” ucap Rasi takut-takut kalau Sadam ambigu dengan ucapannya.
“Dan soal itu.” Rasi terdiam sesaat untuk melanjutkan ucapannya, apalagi ketika melihat Sadam menoleh kearahnya seolah paham dengan maksud si aries.
“Kita bisa melakukannya jika kita berdua saling setuju,” lanjut Rasi sambil menoleh kearah lain untuk menutupi raut malunya.
Sadam yang melihat si manis yang salah tingkah tersenyum kecil. Lelaki leo yang melihat itu ikut gemas dengan tingkah si mungil.
“Baik, saya setuju,” ucap Sadam yang membuat Rasi menoleh kearahnya. Lelaki kelahiran leo itu menandatangani kontrak itu lalu memberikannya kepada yang paling tua.
Rasi menerima dokumen itu lalu melihat coretan tandatangan Sadam. Rasi lantas tersenyum lalu lantas menaruh dokumen itu disampingnya.
“Baiklah, mulai hari ini kamu resmi menjadi sugar baby saya,” ucap Rasi. “Makanannya sebentar lagi datang, makan saja tidak usah canggung. Untuk pulang, saya bisa mengantarmu nanti.”
Sadam tersenyum, meski suasana agak canggung tetapi mereka berusaha mencairkan suasana agar tidak terlihat kaku.
Makanan pun berangsur datang, diselingi dengan cerita mereka saling mengobrol untuk mulai dekat satu sama lain.
Di malam itu mereka tidak sadar bahwa sebuah ikatan mulai mengikat keduanya untuk menjadi lebih dekat.
• AESTEREID